Gubernur Sumsel Bertemu Pengurus Yayasan Belantara Bahas Terkait Eco Tourism

Divianews.com | Palembang – Untuk mengedukasi masyarakat agar mencintai alam serta mempertahankan habitat satwa, Gubernur Sumsel menggagas pembuatan taman Safari di Kota Pagaralam. Hal itu disampaikannya saat menerima Yayasan Belantara terkait Eco Tourism untuk mendukung pembangunan hijau di Provinsi Sumsel, Senin (21/1) sore di Griya Agung.

Gubernur Sumsel H. Herman Deru mengatakan, Yayasan belantara merupakan Yayasan yang non profit namun sangat peduli dalam pelestarian alam ini berikut dengan satwanya. Apalagi kiprah Yayasan Belantara tidak diragukan lagi di Indonesia yang begitu banyak kontribusinya terhadap negara.
“Kita (Provinsi Sumsel) ini masih cukup banyak satwa-satwa diantaranya Harimau, Gajah, dan Orang Hutan tapi kalau kita diamkan atau tidak dijaga dengan baik, akan punah juga. Itulah harapan Saya kita tidak ingin cinta lingkungan, mempertahankan habitat satwa tertentu, menanggulangi karhutlah hanya sekedar proses-proses ritual saja, tentunya harus komitmen dan didukung oleh semua pihak dan sektor,” tuturnya
Menurut Deru sapaan akrabnya, pemilihan Kota Pagaralam sangat beralasan karena Pagaralam merupakan salah satu daerah yang masih memiliki hutan dan keanekaragaman hayati.
“Mengenai cinta lingkungan, mempertahankan kelestarian alam dan sungai kitakan harus memiliki contoh seperti taman safari, yang akan mengedukasi anak cucu kita agar cinta terhadap satwa dan lingkungan, jangan sampai nanti berapa dekade yang akan datang di generasi mereka sudah tidak mengetahui jenis-jenis hewan saat ini karena sudah punah sangat Saya khawatirkan itu, saya akan tawarkan kemudahan seperti sejenis taman safari di Pagaralam,” jelasnya.
Tak hanya menggagas pembangunan taman safari, dalam kesempatan ini pula Deru mengajak Yayasan Belantara untuk kerjasama terkait pengolahan air bersih khususnya untuk masyarakat yang berada di daerah-daerah perairan air payau.
Terlebih, aktifitas di Pulau Maspari yang selama ini digagas untuk menjadi pulau yang menghasilkan seperti udang, ikan, dan hewan lainnya dapat segera beroperasi.
” Target Saya di ujung tahun 2019 Pulau Maspari sudah menghasilkan benih-benih baik itu ikan maupun udang, Saya yakin kalau Yayasan Belantara ini akan dapat bersinergi untuk mengawal itu,” terangnya
Sementara Dewan Penasehat Yayasan Belantara Erna Witoelar menambahkan, Yayasan Belantara berkerja di 5 Provinsi antara lain Kalimantan Timur, Kalimantan Barat, Riau, Sumsel. Ia memuji kepemimpinan Gubernur Sumsel Herman Deru yang berkomitmen untuk berkerjasama.
“Di Sumsel kami melihat sangat potensial karena komitmen pemerintahnya dan banyak kerjasama yang sangat bisa dijalin. Potensi ekowisata karena lingkungan hidup itu bisa dipelihara kalau ada sumber ekonomi dan sosial untuk masyarakat,” katanyab
Berkaitan dengan lingkungan, menurutnya ecowisata akan sangat menguntungkan terlebih banyak di Indonesia lingkungan hidup terpelihara karena ada ecowisata.
“Sumber kehidupan di Provinsi Sumsel itu banyak tinggal ditingkatkan lagi sehingga hal-hal kecil bisa menjadi potensial. Yayasan Belantara bisa menjembatani dengan investor menjembatani dengan organisasi lingkungan sosial yang lain yang mempunyai tingkat kepedulian terhadap masyarakat,” tuturnya
Dalam mengembangkan lingkungan di suatu wilayah Ia menghimbau agar tidak terpukau dengan masalah lingkungan itu tetapi mesti melihat potensi yang ada disekitaran itu terus dikembangkan.
” Itu lebih mudah karena masyarakat dan Pemerintah akan mendukung. Sumsel itu bisa lebih cepat merubah paradigma itu, karena Sumsel kan mendapat momentum perhatian nasional dan international. Beberapa kabuoaten mempunyai komitmen tinggi terhadap konservasi, dan itu juga sudah diketahui di dunia international,” pungkasnya
Audiensi itu sendiri juga dihadiri oleh Dewan Pembina Yayasan Belantara Marzuki Usman, Prof. Jatna Supriatna, Elim Sritataba, Aida Greenbury. (dva)