Kepala Kejaksaan Negeri Palembang Asmadi SH MH (tengah) dan Ketua IJTI Sumatera Selatan Sefti Feriansyah (kanan)

Divianews.com | Palembang — Prihatin terhadap penyebaran informasi yang bukan produk jurnalis, atau yang lebih dikenal dengan berita Hoax IJTI (Ikatan Jurnalis Televisi Indonesia) berkerjasama Kejaksaan Negeri (Kejari) menggelar kegiatan workshop dengan tema ” Benang Merah Produk Jurnalistik vs Media Sosial”.

Ketua IJTI Sumatera Selatan Sefti Feriansyah menyampaikan, kegiatan ini berawal dari kepedulian dan keprihatinan atas semakin berkembangnya media sosial dimasyarakat, dan kemudian agar masyarakat bisa memahami secara utuh mana produk jurnalis dan mana produk media sosial yang akhir-akhir ini terkesan agak samar.

“Kita ingin kedepan melalui kegiatan ini, ada Mahasiswa, ada praktisi jurnalis, dan ada Dosen akan terjawab perbedaan media sosial, dan produk jurnalis ,”  jelasnya, sabtu (09/02/2019) di Gedung Kejari Jakabaring.

Dijelasiannya, pentingnya masyarakat untuk menyaring informasi yang beredar terutama di media sosial, semua dituntut lebih teliti. Jangan sampai ikut menyebarkan fitnah, kebohongan dan terjebak dalam ‘Hoax’.

“Targetnya kita ingin mempertegas untuk edukasi ke para wartawan ataupun mahasiswa yang hadir dalam acara workshop jurnalistik ini. Agar memhami produk jurnalis dan medsos seperti apa. Disini kita akn cari benang merahnya dalam produk tersebut,” urainya

Ditegaskannya lagi, Produk yang tayang di media sosial versi admin (pemegang akun di Instagram ataupun facebook_red), jelas berbeda, dan yang tayang di medsos, belum bisa dipastikan kebenarannya. Tapi jika tulisan itu dari wartawan atau jurnalis, jelas nara sumbernya dan sudah terdapat klarifikasinya dalam berita tersebut.

Sementara Kepala Kejaksaan Negeri Palembang Asmadi SH MH menyampaikan perlunya kehati hatian bagi para wartawan ketika ingin membuat tulisan, perlu cek dan ricek, agar produk yang dihasilkan tidak berdampak hukum dikemudian hari.

” Kita ingin dari kegiatan ini akan semakin jelas, mana produk media, dan mana produk medsos, karena ketika ada masalah maka akan mudah mendeteksinya,” Jelasnya.

Namun meski harus hati-hati, tambah Asmadi lagi wartawan pemula teturama kalangan mahasiswa tetap harus menyuguhkan berita yang bersipat memberikan edukasi bagi masyarakat. (adi)