Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Sumatera Selatan,  Yunita Resmi Sari, Foto: Adi | Divianews.com

Divianews.com | Palembang — Bank Indonesia Sumatera Selatan bersama Badan Musyawarah Perbankan Daerah ( BMPD ) Sumsel,  Media,  seluruh  pengurus dan anggota  perbankan dan OJK menggelar acara Silaturahmi dan Halal Bihalal di Kantor Perwakilan  Bank Indonesia Sumatera Selatan, Jalan  Jenderal Sudirman No.510 Palembang.

 

Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Sumatera Selatan yang juga merupakan Ketua Badan Musyawarah Perbankan Daerah  (BMPD ) Sumatera Selatan Yunita Resmi Sari, menyampaikan melalui  kegiatan silahturahmi  ini  mengajak  Perbankan di Sumatera Selatan untuk   lebih aktif berkontribusi  mendorong perekonomian Sumsel melalui ekspansi kredit ,  mengingat  peluang  perekonomian itu sangat  besar.

 

“ Kita ketahui bersama pertumbuhan  ekonomi Sumsel itu termasuk tertinggi di Indonesia yang menunjukkan masyarakat / kelompok usahanya  bergerak aktif, oleh karenanya mari kita dorong agar perbankan bisa memnafaatkan peluang itu,” jelasnya, jum’at (14/06/2019).

 

Ia juga lebih lanjut meyampaikan, Bank Indonesia juga mengharapkan agar  perbankan Sumatera Selatan, mendorong  gerakan  non tunai  agar perekonomian semakin  efisien  dalam sistem pembayaran mengingat karakteristik masyarakat Sumsel masih merupakan masyarakat tunai .

“Bank Indonesia juga memiliki  Program Clean Money City / Clean Money Province  yang dimulai dari  Palembang, agar dapat  memiliki uang layak edar  yang menunjukan kebanggaan terhadap Rupiah sebagai lambang Negara,” tambahnya.

 

Sementara itu, memenuhi kebutuhan masyarakat  dalam  penukaran uang pecahan  kecil  jelang  Idul Fitri 1440 H yang lalu, Yunita menyampaikan penukaran uang pecahan kecil  mencapai  Rp 3,4 Triliun,  khususnya  penukaran   di  Kas Keliling mencapai  Rp 29  Milyar,  terjadi  kenaikan hingga 100 % dibandingkan tahun  lalu .

“ Kami Bank Indonesia mengharapkan peran besar perbankan di Sumatera Selatan  untuk mendukung visi pemerintah Provinsi Sumsel menuju kemiskinan 1 digit,” tutupnya. (adi)