Danrem 044/Gapo Kolonel Arh. Sonny Septiono Gelar Rakor Kebakaran Hutan dan Lahan bersama dengan pengelola usaha perkebunan dan Kehutanan.

Divianews.com | PalembangMenyikapi kejadian kebakaran lahan akibat kemarau panjang di Sumatera Selatan, Komandan Korem 044/Garuda Dempo Kolonel Arh. Sonny Septiono mengadakan Rapat Koordinasi Kebakaran Hutan dan Lahan bersama dengan pengelola usaha perkebunan dan Kehutanan.

Danrem 044/Garuda Dempo Kolonel Arh Sonny Septiono mengharapkan perusahaan menjaga dan bertindak aktif dalam menimalisir Karhutla yang terjadi di wilayah konsersi perkebunannya,sebab karena kejadian kebakaran yang menjadi korban terlalu banyak terutama masyarakat disekitar perkebunan dan mengganggu aktivitas masyarakat setempat.

Ditegaskan Sonny, kebakaran kebun dan lahan itu,99% disebabkan oleh manusia dan 1% disebabkan oleh alam itu sendiri, oleh karennya perlu perhatian serius dari semua pihak terutama pemilik perkebunan serta peranserta Pemerintah Daerah.

“ Terkait itu tentu saya akan menindak tegas terhadap para pelaku pembakaran karena mereka itu termasuk kategori “teroris Lingkungan” sebab dari ulah mereka banyak masyarakat ikut menderita menghirup udara yang tidak sehat, saya juga akan bertindak tegas kepada pengelola perkebunan dan perusahaan  yang membiarkan lahan konsesinya  terbakar,” Tegasnya, selasa (10/09/2019)

Untuk itu katanya lagi, selaku Dansatgas  dirinya akan berkoordinasi dengan pihak Satgas Gak Kum dalam hal ini kepolisian Daerah Sumatera Selatan dan berupaya mengadakan penyegelan pada lahan yang terbakar dan bila perlu tidak memberikan izin kepada pihak perusahaan yang lahannya masih terbakar.

“Semoga para pengelola usaha perkebunan dan kehutanan yang mengikuti rapat koordinasi pencegahan dan penanggulangan Karhutla siang ini tidak ada yang membiarkan daerah konsersinya terbakar. Akan tetapi malah mengambil peran aktif dalam pencegahan kebakaran yang ada sekitar daerah yang dikelola,” tambahnya

Danrem juga menghimbau kepada pihak pengelola kehutanan dan perkebunan harus tanggap dengan deteksi dini dan aksi dini bila ada kebakaran,untuk itu pengelola diharapkan melengkapi perusahaannya dengan alat pemadaman yang memadai,  seperti adanya alat Damkar,adanya menara pantau,memperbanyak sumur bor sebagai sumber air apabila terjadi kebakaran, membuat block-block kanal sebagai sumber air.

“ Saya mengajak dan menghimbau agar melakukan semua itu dengan hati yang tulus dan ikhlas,agar api dan asap tidak terjadi lagi dilingkungan kita.mari kita jaga alam,agar alam menjaga kita,”ujar Danrem.

Seperti diketahui berdasarkan prediksi cuaca dari BMKG Puncak kemarau akan terjadi di bulan Agustus hingga September dengan kondisi lebih kering dibandingkan kemarau tahun 2018, Prakiraan hujan oleh BMKG pada periode Agustus hingga Oktober diperkirakan rendah.  Oleh karena itu perlu diwaspadai wilayah-wilayah yang mengalami periode musim kemarau pada tahun 2019 ini, akan lebih kering terutama di bagian selatan Sumatera. (adi)