Divianews.com | Jakarta — Beragam produk detoksifikasi tubuh ada di mana-mana. Ia diklaim dapat membantu menurunkan berat badan sekaligus mengusir segala racun yang ada di dalam tubuh.

Produk detoks dipasarkan di sejumlah medium, mulai dari media sosial hingga apotek. Grand View Research mencatat, secara global, pasar produk detoks bernilai US$50,92 miliar pada 2018. Angka ini diprediksi akan terus melonjak seiring berjalannya waktu.

Kondisi ini menggambarkan produk detoks begitu digilai banyak orang masa kini. Padahal, organ tubuh adalah sistem detoksifikasi terbaik pada manusia.

“Hati dan ginjal adalah sistem detoks terbaik pada manusia,” ujar ahli kesehatan, Ryan Marino, mengutip New York Post.

Beberapa studi bahkan telah membuktikan ketidakefektifan produk detoksifikasi tubuh. Sebuah ulasan pada 2015 menyebut, tak ada penelitian yang mendukung diet detoks untuk menurunkan berat badan atau menghilangkan racun tubuh.

Ulasan lain yang diterbitkan pada 2017 menemukan jus dan diet detoks hanya dapat membantu menurunkan berat badan dalam waktu sesaat. Namun, tidak untuk waktu yang lebih lama.

Jadi, adakah bentuk detoksifikasi yang sah secara medis? Marino mengatakan detoksifikasi akan ‘sah’ jika diterapkan pada seseorang yang mengalami keracunan parah dan mendapatkan perawatan medis.

“Selama organ tubuh masih berfungsi dan Anda menjaga untuk tetap terhidrasi, tubuh Anda akan melakukan detoksifikasi dengan sendirinya,” jelas dia.

Marino menguraikan beberapa produk dan bahan detoksifikasi yang hanya merupakan mitos.

1. Sauna

Sejumlah penelitian menemukan, mandi sauna memiliki manfaat besar untuk tubuh, termasuk menurunkan tekanan darah dan mengurangi risiko penyakit kardiovaskular. Namun, tidak untuk detoksifikasi tubuh.

“Tubuh tidak akan melakukan detoksifikasi dalam kondisi berkeringat,” ujar Marino. Terlalu banyak berkeringat membuat seseorang kehilangan cairan dan elektrolit.

2. Arang aktif

Dalam aturan medis, arang aktif diberikan kepada pasien secara oral atau melalui tabung perut untuk mengobati overdosis obat dan insiden keracunan serius. Namun, dikatakan Marino, arang aktif tak berlaku jika diberikan sebagai pasta gigi, masker wajah, atau suplemen.

3. Jus detoks

Pasar jus detoks diperkirakan akan mencapai US$8,1 miliar pada 2024. Namun, jus jenis ini tak sepenuhnya baik untuk tubuh.

Marino menyoroti tren jus seledri dan daun ketumbar yang naik daun beberapa waktu ke belakang. Studi menunjukkan, jus ini tak memiliki banyak manfaat. Alih-alih bermanfaat, jus hanya meningkatkan pembuangan mineral penting bagi tubuh seperti magnesium dan kalsium.

Jus seledri dianggap sebagai chelation atau khelasi alami yang dapat menghilangkan racun tubuh.

“Kami menggunakan khelasi untuk keracunan merkuri parah di rumah sakit sebagai garis pertahanan terakhir karena memiliki efek samping berbahaya,” kata Marino.

4. Teh

ResearchFox memproyeksikan, pasar teh pelangsing dapat mencapai US$11,8 miliar pada 2022. Namun, National Institutes of Health (NIH) memperingatkan bahwa teh detoks dapat menyebabkan diare, dehidrasi, dan ketidakseimbangan elektrolit. (red)