Kepala BPBD Provinsi Sumsel Iriansyah (kiri) saat memberikan keterangan kepada awak media, jum’at sore (25/10/2019)

Divianews.com | Palembang — Status tanggap darurat Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla) di perpanjang hingga 10 November mendatang dari awalnya 31 Oktober,menyusul prediksi Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) bahwa masa musim kemarau mundur hingga 3 dasarian. Demikian disampaikan Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumsel, Iriansyah.

“Hal ini menyusul prediksi Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) bahwa masa musim kemarau mundur hingga 3 dasarian. Ini juga kita lakukan supaya Pemerintah Pusat tidak menarik bantuan dan personelnya dari Sumsel,” ungkap Iriansyah dalam keterangan kepada awak media, jum’at sore (25/10/2019)

Disampaikannya perpanjangan tersebut membuat operasi pemadaman di kawasan yang terbakar terus berlanjut. Sedikitnya 14 ribu personel gabungan masih tetap disiagakan di sembilan kabupaten/kota yang terkategori dalam kondisi rawan karhutla. Belum lagi ditambah 1.030 pasukan yang khusus menangani Karhutla di OKI.

“Jadi yang dikerahkan sekitar 15 ribu pasukan. Terdiri dari berbagai unsur seperti TNI, Polri, BPBD Provinsi dan kabupaten/kota, Manggala Agni, masyarakat peduli api, BNPB serta berbagai unsur lainnya,” tambah dia.

Lebih lanjut dijelaskannya, helikopter waterbombing saat ini dipusatkan untuk memadamkan api di kawasan yang terbakar hebat. Seperti di kawasan OKI, ada empat wilayah yang memang cukup rawan Karhutla. Diantaranya OKI, OI, Muba dan Banyuasin, sehingga helikopter difokuskan untuk pemadaman di empat kawasan tersebut.

“Untuk menambah kekuatan dalam mencegah Karhutla, kita juga mengusulkan bantuan 1 unit helikopter lagi ke pemerintah pusat untuk melengkapi 9 helikopter yang beroperasi saat ini. Selain itu ada dua pesawat yang melakukan Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) yang terus mengupayakan pembentukan hujan diudara wilayah Sumsel terutama di wilayah OKI yang saat ini paling banyak terbakar,” Tambahnya (adi)