Sekolah Jurnalis Desa di PALI Siapkan Duta Informasi dari Desa
Divianews.com | Pali — Sebagai upaya untuk mencetak jurnalis desa yang handal, sebuah kegiatan Sekolah Jurnalis Desa yang diselenggarakan oleh Yayasan Lembaga Pers Jurnalistik Desa ( YLPJD) di Kabupaten Pali, Sumatera Selatan.
Kegiatan yang diikuti oleh puluhan peserta dari berbagai desa di Kabupaten Pali ini bertujuan untuk memberikan pelatihan dan keterampilan dalam dunia jurnalistik, agar mereka dapat menjadi duta informasi yang kemudian dapat menyampaikan perkembangan positif dari daerah asal mereka.
Kegiatan ini dimulai pada hari sabtu dan minggu, 24 November 2024, dihadiri oleh berbagai pihak terkait, termasuk para narasumber dari media massa dan praktisi jurnalistik. Selama pelatihan, peserta diberikan pemahaman dasar mengenai dunia jurnalis, teknik penulisan berita di media Cetak, Online, Televisi serta cara menggunakan media sosial sebagai alat untuk menyebarkan informasi. Tak hanya itu, mereka juga diajarkan tentang etika jurnalistik dan pentingnya melaporkan informasi yang akurat dan bermanfaat bagi masyarakat.
Kepala Sekolah Sekolah Jurnalis Desa, Dahri Maulana, mengungkapkan harapannya agar seluruh peserta yang mengikuti pelatihan dapat mengikuti program dengan baik dan penuh keseriusan. Dalam sambutannya, Dahri menekankan pentingnya materi yang akan diberikan selama pelatihan sebagai modal utama bagi peserta untuk memulai karier dalam dunia jurnalistik, baik di media cetak maupun media online atau di televisi.
“Kegiatan Sekolah Jurnalis Desa ini sangat penting karena materi yang kami berikan akan menjadi bekal yang sangat berguna bagi peserta dalam menulis berita. Baik itu berita untuk media cetak maupun media online, atau media televisi semua peserta harus dapat memahami dan menguasai dasar-dasar jurnalis, mulai dari teknik penulisan hingga etika yang harus diterapkan,” jelas Dahri saat pembukaan kegiatan pada Sabtu(24/11) di Kabupaten Pali.
Dahri menambahkan, melalui pelatihan ini, peserta akan dibekali dengan keterampilan menulis yang sesuai dengan kaidah jurnalistik yang baik dan benar.
“Kami berharap, setelah mengikuti program ini, peserta tidak hanya mampu menulis berita yang berkualitas, tetapi juga dapat menjadi jurnalis yang bertanggung jawab dan menyampaikan informasi yang akurat dan bermanfaat bagi masyarakat,” tambahnya.
Dahri menegaskan, program Sekolah Jurnalis Desa ini, yang diadakan di Kabupaten Pali, bertujuan untuk mencetak jurnalis-jurnalis handal yang bisa menjadi duta informasi bagi desa-desa mereka. Dengan keterampilan menulis yang mereka peroleh, diharapkan peserta dapat memanfaatkan media sebagai alat untuk menyampaikan berita-berita positif dan perkembangan di desa mereka, serta membangun kesadaran masyarakat akan isu-isu yang ada.
Dahri Maulana pun mengingatkan, bahwa keberhasilan peserta dalam menguasai materi pelatihan ini sangat bergantung pada seberapa serius mereka mengikuti setiap sesi dan praktik yang diberikan. Dengan begitu, para peserta tidak hanya akan siap menulis untuk media cetak, tetapi juga dapat memanfaatkan platform media online yang kini semakin berkembang.
Sebagai penutup, Dahri mengingatkan bahwa keterampilan jurnalistik yang dimiliki peserta akan menjadi alat yang sangat berguna dalam menjalankan peran mereka sebagai jurnalis desa yang aktif menyuarakan potensi dan perkembangan desa kepada dunia luar.
Sementara salah satu sesi dalam program Sekolah Jurnalis Desa yang diselenggarakan di Kabupaten Pali, Sumatera Selatan, menghadirkan Adi Asmara, seorang jurnalis televisi sekaligus Sekretaris Jenderal Ikatan Jurnalis Televisi Indonesia (IJTI) Sumsel, sebagai pemateri.
Dalam sesi ini Adi memberikan wawasan mengenai dunia jurnalistik televisi, serta bagaimana cara menjadi seorang jurnalis televisi yang profesional. Ia juga mengajak peserta untuk serius mengikuti setiap materi yang disampaikan, karena menurutnya, pengetahuan ini merupakan modal dasar untuk memulai karier di bidang jurnalis televisi.
Dalam sesi tersebut, Adi Asmara menjelaskan bahwa dunia jurnalistik televisi membutuhkan keterampilan khusus, baik dalam menulis berita, teknik wawancara, hingga kemampuan dalam pengambilan gambar.
“Menjadi seorang jurnalis televisi tidak hanya tentang menulis berita, tetapi juga bagaimana menyampaikan informasi secara visual, menarik, dan mudah dipahami oleh pemirsa. Oleh karena itu, penting bagi peserta untuk serius dalam mengikuti materi yang diberikan agar dapat menguasai keterampilan ini dengan baik,” ujar Adi.
Adi juga menekankan bahwa meskipun media televisi memiliki tantangan tersendiri, terutama dalam hal penyajian visual dan teknis produksi, jurnalis televisi tetap memiliki peran penting dalam menyampaikan informasi kepada publik.
“Sebagai jurnalis televisi, Anda tidak hanya dituntut untuk menulis, tetapi juga untuk dapat berkomunikasi secara efektif di depan kamera dan memahami bagaimana merangkai cerita dengan elemen-elemen visual yang ada,” tuturnya.
Peserta Sekolah Jurnalis Desa, yang terdiri dari pemuda-pemudi dari berbagai desa di Kabupaten Pali, diingatkan bahwa keterampilan yang diperoleh dalam pelatihan ini bisa menjadi awal yang baik untuk meniti karier sebagai jurnalis, baik di televisi maupun platform media lainnya.
“Saya ingin mengajak semua peserta untuk membuka diri dan menyerap ilmu sebanyak-banyaknya. Pelatihan ini adalah kesempatan emas untuk memahami seluk-beluk jurnalistik televisi, yang dapat membantu kalian menjadi jurnalis,” kata Adi .
Dengan materi yang diberikan oleh pemateri, peserta diharapkan dapat mengembangkan keterampilan peserta dalam jurnalisme televisi, dan di masa depan peserta mampu menyampaikan berita-berita penting dari desa mereka dengan cara yang lebih menarik dan informatif melalui media televisi.
Founder Sekolah Jurnalis Desa (SJD) Indonesia, Sandi Pusaka Herman, menyampaikan harapannya bahwa pendidikan jurnalis, khususnya bagi anak muda dari desa, dapat menjadi langkah awal yang penting dalam menciptakan jurnalis yang handal. Sandi menekankan pentingnya memberi kesempatan kepada pemuda desa untuk mengembangkan potensi mereka di dunia jurnalistik, agar mereka bisa membawa nuansa baru dalam pemberitaan yang berkaitan dengan desa mereka masing-masing.
Sandi Pusaka Herman mengungkapkan bahwa ia memiliki perhatian khusus terhadap pendidikan, terutama pendidikan untuk anak muda yang berasal dari desa. “Saya sangat konsen terhadap pendidikan, terutama dalam mencetak generasi muda yang berasal dari desa untuk menjadi jurnalis yang tidak hanya terampil dalam menulis, tetapi juga mampu menyampaikan cerita dan potensi desa mereka kepada dunia luar,” ujar Sandi.
Sandi menambahkan, dengan mendidik anak muda dari desa, SJD Indonesia berharap bisa menciptakan jurnalis desa yang tidak hanya mampu melaporkan berita, tetapi juga bisa memberi perspektif baru tentang perkembangan desa mereka.
“Jurnalis desa memiliki peran yang sangat penting, karena mereka adalah saksi sekaligus penyampai informasi tentang apa yang terjadi di desa mereka. Dengan latar belakang dan pemahaman yang lebih mendalam tentang kondisi lokal, jurnalis desa dapat memberikan nuansa yang berbeda dalam pemberitaan,” jelasnya.
Sekolah Jurnalis Desa, lanjut Sandi, digagas untuk menjadi pelopor terciptanya jurnalis yang lebih inklusif dan memperkenalkan potensi desa kepada khalayak yang lebih luas.
“Melalui program ini, kami ingin membuka wawasan dan memberikan keterampilan yang diperlukan untuk menjadi seorang jurnalis yang tidak hanya melaporkan, tetapi juga berperan dalam pembangunan desa melalui informasi yang akurat dan berkualitas,” imbuhnya.
Sandi berharap, setelah mengikuti pelatihan ini, para peserta dapat memanfaatkan ilmu yang diperoleh untuk menjadi agen perubahan di desa mereka masing-masing. Dengan keterampilan jurnalistik yang mumpuni, mereka diharapkan bisa menyampaikan informasi yang bermanfaat dan membawa dampak positif bagi kemajuan desa dan masyarakat sekitar. (adi)