Gelar Capacity Building Wartawan, BI Sumsel Bahas Peran AI dalam Penguatan Jurnalistik
Divianews.com | Palembang – Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sumatera Selatan kembali menggelar kegiatan Capacity Building bagi wartawan mitra BI di Sumsel dengan tema “Peran Artificial Intelligence (AI) dalam Memperkuat Praktik Jurnalistik” di Hotel Wyndham Palembang, Jumat (31/10/2025).
Dalam kegiatan ini, Diki Umbara, praktisi AI Journalist sekaligus pakar smart writing, data, dan visual storytelling, menjadi salah satu pembicara utama. Ia menjelaskan pentingnya pemanfaatan teknologi kecerdasan buatan dalam mendukung kinerja jurnalis agar lebih efisien, akurat, dan kreatif.
“AI bukan untuk menggantikan jurnalis, tetapi untuk memperkuat kerja jurnalistik. Dengan alat yang tepat, kita bisa menulis lebih cepat tanpa mengurangi akurasi dan kedalaman data,” ujar Diki Umbara dalam paparannya.
Diki mencontohkan, AI mampu membantu jurnalis dalam berbagai aspek, mulai dari pengecekan fakta, penyuntingan naskah, pembuatan visual, hingga produksi video. Namun, ia menekankan pentingnya pemahaman terhadap fungsi dan spesifikasi tiap alat agar hasilnya sesuai kebutuhan.
“AI itu seperti supermarket besar. Banyak pilihan, tapi kalau kita tidak tahu apa yang kita butuhkan, justru bisa salah pilih. Jadi kuncinya adalah memahami kebutuhan kita terlebih dahulu,” jelasnya.
Menurut Diki, setiap jenis AI memiliki spesialisasi tertentu. Misalnya, AI yang dirancang untuk menulis artikel tentu akan berbeda dengan AI yang dikhususkan untuk mengedit video atau membuat gambar. Semakin spesifik kebutuhan pengguna, kata dia, maka hasil yang diberikan AI akan semakin optimal.
Ia juga memaparkan secara singkat cara kerja AI yang mengandalkan machine learning dan deep learning melalui pengumpulan data dalam jumlah besar (big data). AI kemudian mempelajari pola dari teks, gambar, audio, dan video yang tersedia di ruang digital untuk menghasilkan keluaran sesuai permintaan pengguna.
Dalam kesempatan itu, Diki juga menyinggung fenomena penyebaran berita bohong (hoaks) yang menjadi tantangan besar bagi dunia jurnalistik modern.
“Penelitian menunjukkan, berita hoaks menyebar enam kali lebih cepat dibanding berita benar. Bahkan sekitar 80 persen masyarakat Indonesia cenderung mempercayai informasi palsu yang beredar di media sosial,” ungkapnya.
Karena itu, Diki menilai jurnalis perlu memanfaatkan teknologi AI untuk memperkuat verifikasi data dan mempercepat proses produksi berita yang akurat.
“Teknologi harus kita gunakan sebagai alat bantu, bukan ancaman. Dengan memahami dan mempraktikkannya langsung, jurnalis bisa tetap relevan di tengah perkembangan teknologi,” tegasnya.
Sesi pelatihan yang dipandu Diki Umbara ini merupakan bagian dari rangkaian kegiatan Capacity Building Wartawan BI Sumsel yang bertujuan meningkatkan kapasitas dan literasi digital insan pers, agar mampu beradaptasi dengan perubahan ekosistem media di era kecerdasan buatan. (adi)

