Divianews.com | Kayuagung – Dua grup musik kondang asal Jakarta, Drive dan RAN bakal hadir menghibur peserta diskusi literasi digital di Stadion Segitiga Emas Kayuagung, Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI), Sumatera Selatan, Sabtu (12/10) sore, pukul 16.00 WIB.

Diskusi luring (offline) dalam rangkaian Festival Makin Cakap Digital untuk kelompok masyarakat (komunitas) pemuda itu, digelar oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) RI bersama pemerintahdaerah dan komunitas pemuda setempat.

Mengusung tema ”Mengatasi Kecanduan Judi Online”, diskusi yang dikemas dalam format talkshow itu, dimaksudkan untuk memberikan pengetahuan kepada pemuda dan organisasi kepemudaan di wilayah Sumatera Selatan tentang cara mengatasi kecanduan judi online. Tujuannya, agar mereka mendapatkan kembali kendali atas hidup dan masa depan mereka.

Diskusi yang rencananya dibuka oleh Pj. Bupati OKI Asmar Wijaya sebagai keynotespeech, juga akan menghadirkan enam narasumber yang terbagi dalam dua sesi. Mereka adalah Fathurrahman Kurniawan Ikhsan, FatihaniNurqolbiah dan Rindi Eka Putri (sesi pertama). Sesi berikutnya, yaitu Kemas Muhammad Husni Thamrin, Indah Rizky Ariani Mujyaer, Jelita Gabriella Putri, dan Edy Suryanegara selaku moderator.

”Diskusi ini dapat diikuti secara gratis dengan cara scanbarcodeyang ada di flyer digital, atau mengisi link registrasi peserta di https://s.id/pendaftarankomunitasoki121024. Selain mendapat e-sertifikat, panitia juga menyediakan berbagai doorprize menarik seperti ponsel, mesin cuci, kulkas dan barang elektronik lainnya,” terang Kemkominfo dalam rilis kepada awak media, Jumat (11/10).

Terkait tema diskusi, Kemkominfo menjelaskan, praktik bertaruh permainan dan olahraga dengan menggunakan media internet (judi online) akhir-akhir ini kian marak di masyarakat. Bentuk perjudian ini berlangsung di platform digital, seperti situs web atau aplikasi seluler, tempat pengguna dapat berpartisipasi dalam berbagai jenis aktivitas perjudian dari jarak jauh.

”Judi online dapat diakses melalui komputer, ponsel pintar, dan tablet, yang memungkinkan pengguna untuk berjudi dari mana saja. Legalitas dan peraturan perjudian daring bervariasi tergantung pada negara atau wilayah. Beberapa tempat mengizinkannya berdasarkan peraturan tertentu, sementara yang lain melarang sepenuhnya,” jelas Kemkominfo dalam rilis.

Judi online, menurut Kemkominfo, dapat menimbulkan dampak negatif yang signifikan pada individu, terutama jika menyebabkan kecanduan. Beberapa dampak negatif yang muncul kemudian adalah masalah finansial, Kesehatan mental, dan pastinya masalah hukum yang berlaku di Indonesia.

”Dalam kasus ekstrem, individu dapat terlibat dalam aktivitas ilegal seperti pencurian atau penipuan untuk mendanai kebiasaan berjudi mereka. Pecandu dapat menghabiskan tabungan mereka, menjual aset, atau meminjam uang untuk terus berjudi, yang dapat menyebabkan kehancuran finansial,” imbuh Kemkominfo.

Beberapa komunitas yang akan hadir dalam diskusi literasi digital di Kabupaten OKI, Sumsel, di antaranya, Layar Kajang (Komunitas pegiat medsos), Karang Taruna Kabupaten Ogan Komering Ilir, OKI Jek (Komunitas ojek onlineKayuagung), Bujang Gadis Bende Seguguk (Ikatan putra putri OKI), Imoki (Ikatan Mahasiswa OKI), serta masyarakat Kabupaten OKI dan sekitarnya.

Untuk diketahui, diskusi offline seperti digelar di Kabupaten OKI, Sumsel, ini merupakanbagian dari program Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD) yang dihelat Kemkominfo. GNLD digelar sebagai salah satu upaya untuk mempercepat transformasi digital di sektor pendidikan hingga kelompok masyarakat menuju Indonesia yang #MakinCakapDigital.

Sampai dengan akhir 2023, tercatat sebanyak 24,6 juta orang telah mengikuti program peningkatan literasi digital yang dimulai sejak 2017. ”Kegiatan ini diharapkan mampu menaikkan tingkat literasi digital 50 juta masyarakat Indonesia hingga akhir 2024,” tambah Kemkominfo.

Tahun ini, program #literasidigitalkominfo mulai bergulir pada Februari 2024. Program makin cakap digital bertujuan meningkatkan kemampuan masyarakat dalam memanfaatkan teknologi digital secara positif, kreatif, produktif, dan aman.

Kecakapan digital menjadi penting, karena – menurut hasil survei Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) – pengguna internet di Indonesia pada 2024 telah mencapai 221,5 juta jiwa dari total populasi 278,7 juta jiwa penduduk Indonesia.

Survei APJII juga menyebut, tingkat penetrasi internet Indonesia pada 2024 menyentuh angka 79,5 persen. Ada peningkatan 1,4 persen dibandingkan dengan periode sebelumnya. Tercatat, pada 2018, penetrasi internet Indonesia berada di angka 64,8 persen. ”Kemudian naik secara berurutan menjadi 73,7 persen pada 2020, 77,01 persen pada 2022, dan 78,19 persen pada 2023,” urai Kemkominfo.

Informasi lebih lanjut mengenai literasi digital dan info kegiatan yang terkait dapatdiakses melalui websiteinfo.literasidigital.id, media sosial Instagram @literasidigitalkominfo, Facebook Page, dan Kanal YouTubeLiterasi Digital Kominfo. (*)