Divianews.com |Jogjakarta — Kegiatan Capacity Building Wartawan Ekonomi dan Bisnis Sumsel yang digelar oleh Bank Indonesia Sumatera Selatan di Yogyakarta membuka mata banyak pihak bahwa wisata bukan hanya soal pemandangan atau alam yang indah saja, tetapi juga kesadaran, kerja sama, dan keberanian untuk berbenah.

Melihat keberhasilan kawasan seperti Hutan Pinus Becici, Watu Mabur, dan Kebun Buah Mangunan, satu hal yang paling mencolok adalah keterlibatan aktif masyarakat lokal dalam membangun, merawat, dan mempromosikan daerahnya sebagai destinasi wisata unggulan. Tak hanya pemerintah, tapi juga anak-anak muda ikut turun tangan, mulai dari pemandu wisata, pengelola jeep, hingga pelaku UMKM.

Ini adalah contoh nyata bahwa ketika masyarakat sadar akan potensi daerahnya, dan pemerintah hadir memberi dukungan, maka wisata bisa tumbuh dan berdampak pada banyak sektor—terutama UMKM, tenaga kerja lokal, dan promosi budaya.

Sumsel Tidak Kekurangan Alam, Tapi Masih Kekurangan Akses

Sumatera Selatan (Sumsel) sebenarnya punya potensi wisata luar biasa. Sebut saja Pagaralam, dengan udaranya yang sejuk dan lanskap perbukitan yang cocok untuk ekowisata, atau Danau Ranau yang menawarkan keindahan alam terbuka yang menenangkan.

Namun sayangnya, potensi ini belum maksimal karena sejumlah tantangan klasik: aksesibilitas yang buruk, infrastruktur terbatas, serta kurangnya promosi berkelanjutan. Bayangkan, untuk mencapai Danau Ranau atau Pagaralam dari Palembang, butuh waktu tempuh hingga 6 jam atau lebih. Ini jelas menjadi hambatan bagi wisatawan, terutama wisatawan keluarga atau luar daerah.

Wisata Perlu Didukung Serius

Kepala Perwakilan BI Sumsel, Bambang Pramono, dalam kegiatan tersebut bahkan menyatakan komitmennya untuk berkoodinasi serta ikut mendorong pemerintah daerah agar lebih serius menggarap potensi wisata ini.

“Kami akan mencoba koordinasi serta ikut mendorong agar wisata di Sumsel bisa tumbuh seperti di Jogja. Kalau wisatanya hidup, UMKM juga tentu akan ikut hidup,” tegasnya.

Contoh paling dekat adalah kawasan Jakabaring Sport City (JSC) di Palembang. Meski memiliki catatan prestisius sebagai tuan rumah SEA Games dan Asian Games, kawasan ini masih memerlukan sentuhan lebih agar menjadi “destinasi wisata unggulan”. Perlu inovasi dan revitalisasi agar JSC menjadi tempat yang ramah bagi wisatawan.

Saatnya Sumsel Belajar dan Bergerak

Jogjakarta bisa menjadi contoh baik—tempat wisata tumbuh bukan hanya karena keindahan alam, tapi karena ada ekosistem yang mendukung: pemerintah yang proaktif, masyarakat yang terlibat, dan infrastruktur yang memadai.

Sumsel bisa belajar dari itu. Alam sudah tersedia, tinggal bagaimana memoles dan membuka jalan agar orang mau datang dan kembali.

Wisata bukan sekadar foto-foto, tapi alat untuk menggerakkan ekonomi, membangun identitas daerah, dan menciptakan kebanggaan bersama. Sekarang tinggal pertanyaannya: mau bergerak, atau terus tertinggal?

Penulis: Adi Asmara