Divianews.com | Palembang -– Pengurangan emisi karbon menjadi komitmen utama PT Kilang Pertamina Internasional Refinery Unit III Plaju. Sosialisasi program tersebut dilakukan ke berbagai pihak termasuk mahasiswa di Sumsel melalui Kuliah Merdeka 2.0 bertema Kurangi Emisi Karbon menuju Kilang Low Emission yang diselenggarakan pada Rabu (25/01/2022).

Area Manager Communication, Relations & CSR Kilang Siti Rachmi Indahsari mengatakan kegiatan yang melibatkan ratusan mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi di Sumsel ini merupakan bentuk tanggung jawab sosial perusahaan sebagai sebuah entitas bisnis.

“Kegiatan ini untuk menjembatani kegiatan kuliah merdeka mahasiswa sebagai wujud kepedulian TJSL dalam dunia energi. Apalagi, tugas perusahaan tidak hanya mengolah energi tidak hanya menghasilkan BBM, LPG dan Petrokimia tetapi juga memberi dampak positif bagi masyarakat sekitar, katanya.

Selain memberikan edukasi tentang bidang pengolahan minyak dan gas bumi, peserta Kuliah Merdeka 2.0 juga diberikan kesempatan berkunjung ke kilang. Tujuannya untuk mengenalkan aktivitas pengolahan BBM dan produk turunannya di kilang.

“Harapan kami kegiatan ini menjadi salah satu jembatan untuk melihat, memetakan dan mengidentifikasi adakah energi baru yang siap duduk di jajajran pertamina untuk mengolah energi terbaik bagi rakyat,” ujarnya.

Senior Manager Operation and Manufacturing (SMOM) Kilang Pertamina Plaju, Anthoni R Doloksaribu menambahkan sebagai wujud komitmen terhadap pengurangan emisi, perusahaan menjalankan program dekarbonisasi yang dibagi menjadi tiga program besar yakni Short to Medium Term Non-BD, Short to Medium Term BD & Quality Improve dan Nature Based Solution.

“Kami juga memproduksi Biofuel dan Green Refinery dan meningkatkan keandalan teknologi melalui inovasi digitalisasi sehingga operasional di unit produksi dapat dipantau dan dilacak,” ucapnya.

Terobosan Solutif

Ketua Asosiasi Daerah Penghasil Migas dan Energi Terbarukan (ADPMET), Ridwan Kamil menyambut baik kegiatan yang digelar berkat Kilang Pertamina Plaju kerja sama dengan Society of Renewable Energy (SRE) Universitas Sriwijaya.

“Kita dukung semua upaya untuk pengurangan emisi akan membuat karbon juga semakin sedikit,” jelasnya.

Menurut Kang Emil, dukungan perusahaan pada upaya dari bidang keilmuan dapat menghasilkan terbosan-terobosan untuk mengurangi kadar emisi dari pola energi eksisting sampai menyiapkan cetak biru energi bagi masa depan lewat inovasi.

“Indonesia negeri yang luar biasa dengan anugerah potensi energi yang luar biasa sehingga bisa menuju negara dengan zero emission,” lanjutnya.

Peran Aktif Mahasiswa

Mahasiswa sebagai kalangan muda dan terdidik menjadi salah satu sasaran utama dalam upaya meminimalisasi produksi emisi.

Apalagi, menurut peneliti Biodiesel Universitas Sriwijaya (Unsri) Susila Arita, penggunaan fosil sebagai bahan baku energi masih sangat menguntungkan. Namun, demi mengurangi damapk negatif lingkungan, proses energi harus menggunakan teknologi yang dapat mengurangi produksi CO2.

“Sehingga demi mencapai itu harus ada peran aktif  dari berbagai pihak, termasuk mahasiswa karena mahasiswa ini nantinya sebagai calon penerus,” ujar Susila.

Sementara itu, Koordinator Pelayanan dan Pengawasan Usaha Direktorat Aneka Energi Baru dan Energi Terbarukan (EBT) Kementerian ESDM RI Mustafa Ali, menjelaskan peran mahasiswa ini penting dalam program penurunan emisi karbon.

“Dalam skala kecil dapat menerapkan perilaku efisiensi energi dengan menghemat energi, secara luas dengan membuat start up atau industri yang selaras dengan program penurunan emisi,” terangnya.

Komitmen Implementasi ESG & SDGs

Pelaksanaan Kuliah Merdeka Kurangi Emisi Karbon menuju Kilang Low Emission ini menjadi komitmen Kilang Pertamina Plaju dalam mengimplementasikan aspek ESG (Environmental, Social & Governance), khususnya dalam melakukan operasional perusahaan yang bersifat berkelanjutan (sustainable) dan ramah lingkungan.

Selain itu, kegiatan ini selaras dengan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB) atau Sustainable Development Goals (SDGs) keempat poin 4.3 Pada tahun 2030, menjamin akses yang sama bagi semua perempuan dan laki-laki, terhadap pendidikan teknik, kejuruan dan pendidikan tinggi, termasuk universitas, yang terjangkau dan berkualitas. (adi)